Penyakit Tuberkulosis atau TBC
Penyakit Tuberkulosis atau TBC
APA ITU TBC?
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Kondisi ini, kadang disebut juga dengan TB paru.
Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru-paru menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas. Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala lain seperti berkeringat di malam hari dan demam.
Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat guna mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik.
Jika tidak ditangani dengan segera, TBC dapat berakibat fatal. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi bagian organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi ini dinamakan dengan TB ekstra paru.
GEJALA TBC
TBC dapat menimbulkan gejala seperti:
1. Batuk yang berlangsung 3 minggu atau lebih
2. Sesak napas
3. Nyeri dada
4. Batuk Berdarah
5. Kelelahan
6. Penurunan berat badan
7. Kehilangan nafsu makan
8. Menggigil
9. Demam
10. Berkeringat di malam hari
Gejala-gejala yang perlu Anda waspadai dan memerlukan perhatian khusus adalah:
- Berat badan menurun drastis
- Berkeringat berlebihan di malam hari
- Batuk terus menerus lebih dari 2 minggu
Apabila mengalami gejala seperti yang disebutkan sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter sehingga mendapatkan penanganan yang paling tepat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Jika Anda berinteraksi dengan orang yang mengalami TBC, cobalah memeriksakan diri Anda untuk menjalani tes kulit (Mantoux) atau tes darah khusus tuberkulosis.
Selain itu, apabila Anda memiliki faktor-faktor risiko yang berpotensi jadi penyebab TB paru ini, seperti menderita HIV/AIDS atau tinggal di daerah dengan banyak penderita tuberkulosis, Anda sebaiknya segera melakukan pemeriksaan TBC untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam tubuh.
Apa penyebab tuberkulosis (TBC) ?
Penyebab TBC adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru. Penularan tuberkulosis terjadi ketika seseorang menghirup udara yang terkontaminasi bakteri tuberkulosis. Bakteri dikeluarkan oleh penderita TBC saat batuk dan bersin dalam bentuk droplet alias percikan lendir.
Penting untuk diketahui bahwa orang yang terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis bisa saja tidak langsung menularkan bakteri pada orang lain. Hanya orang dengan penyakit TB paru aktif saja yang dapat menyebarkan bakteri tersebut kepada orang lain.
Untuk memahami bagaimana bakteri penyebab tuberkulosis menginfeksi tubuh dan menimbulkan sejumlah gejala TBC, Anda perlu memahami tahapan infeksinya.
Dilansir dari buku Tuberculosis, saat masuk ke dalam tubuh, bakteri Mycobacterium tuberculosis akan melalui tiga tahapan infeksi TBC, yaitu:
1. Infeksi primer
Infeksi primer terjadi saat menghirup udara yang mengandung bakteri penyebab tuberkulosis. Bakteri masuk melalui mulut dan hidung hingga mencapai paru-paru, lalu mulai memperbanyak diri.
2. Infeksi laten
Sistem imun akan melakukan perlawanan ketika bakteri mulai berkembang biak. Respons sistem imun yang kuat dapat menghancurkan bakteri atau menahan perkembangan infeksinya. Saat imun tubuh mampu menahan perkembangbiakan bakteri, M. tuberculosis akan masuk ke dalam status dorman, yaitu kondisi di mana bakteri tidur atau tidak aktif menginfeksi.
Pada tahap ini, orang yang terinfeksi tidak akan merasa sakit atau tidak menunjukkan gejala. Kondisi ini dikenal juga dengan TB laten. Penderita TB laten tidak bisa menularkan penyakit TBC.
3. Infeksi aktif
Sebaliknya, jika respons sistem imun lemah terhadap infeksi bakteri tuberkulosis, bakteri akan lebih bebas memperbanyak diri dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru. Apabila bakteri sebelumnya dalam status dorman, respons sistem imun yang lemah menyebabkan bakteri bangun dari tidurnya dan kembali aktif menginfeksi.
Kondisi aktifnya infeksi bakteri TBC ini adalah onset dari penyakit TB paru aktif, yaitu ketika infeksi TBC menunjukan kemunculan gejala awal.
Bagaimana cara mengobati penyakit tuberkulosis?
Penyakit TBC dapat disembuhkan dengan menjalani pengobatan yang tepat dan sesuai aturan. Biasanya, penderita diharuskan mengonsumsi obat TBC selama 6-12 bulan.
Pengobatan TBC yang tepat dilakukan melalui kombinasi beberapa jenis antituberkulosis yaitu obat antibiotik yang khusus digunakan untuk menghentikan infeksi bakteri TBC. Pengobatan terdiri atas dua tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Efek samping pengobatan tuberkulosis
Beberapa efek samping dari antituberkulosis mungkin tergolong ringan dan dapat teratasi dengan sendirinya. Namun, tidak jarang pula penderita TBC merasakan efek samping yang sangat mengganggu. Terlebih, pengobatan TBC bisa membuat penderitanya kehilangan nafsu makan sehingga berat badan menurun secara drastis.
Obat-obat antibiotik untuk TBC yang diberikan oleh dokter dapat memberikan efek samping seperti:
- Urine berwarna merah (bukan darah)
- Gangguan pendengaran
- Gangguan penglihatan
- Mual dan muntah
- Nyeri di ulu hati
- Pembengkakan kelenjar gerah bening
- Kulit dan selaput mata menguning
- Demam dengan tubuh menggigil
- Anemia atau kadar trombosit menurun
- Kejang
Apabila bentuk efek samping lainnya muncul, jangan langsung menghentikan pengobatan tanpa saran medis. Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter agar dokter bisa menyesuaikan obat jenis antituberkulosis yang digunakan.
Apakah ada vaksinasi untuk mencegah tuberkulosis (TBC)?
Bacille Calmette-Guerin (BCG) adalah vaksin yang dapat mencegah penyakit TBC. Vaksin biasanya diberikan kepada bayi dan anak-anak dalam rangkaian program imunisasi.
Tingkat keberhasilan vaksin BCG dalam menghalau infeksi bakteri tuberkulosis cukup tinggi. Dosis vaksin yang diberikan adalah sebanyak satu kali.
Selain bayi dan anak-anak, vaksinasi BCG perlu dilakukan untuk orang-orang yang memiliki faktor risiko, terutama kelompok orang yang terus-menerus terpapar bakteri penyebab TBC, seperti:
- Petugas kesehatan yang bekerja di tempat perawatan pasien TBC.
- Tenaga medis yang bekerja di laboratorium dan menangani sampel darah atau urin.
- Orang yang bekerja di penjara, penampungan atau panti
- Orang yang berpergian ke wilayah wabah.
- Orang yang sering berinteraksi dengan penderita TBC.
Penting untuk Anda ketahui bahwa vaksin BCG tidak sebaiknya diberikan pada orang-orang dengan kondisi kesehatan atau penyakit yang melemahkan sistem imun mereka. Hal ini dikarenakan tubuh dengan sistem imun yang buruk justru menyebabkan bakteri yang terdapat dalam vaksin BCG menimbulkan infeksi yang serius.
Penderita TB laten termasuk kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami TB paru aktif. Sayangnya, orang dengan TB laten tidak bisa lagi melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan.
Anda yang memiliki TB laten perlu mengonsumsi obat untuk menjaga diri dari pengembangan penyakit TBC. Ada beberapa pilihan pengobatan untuk TB laten, dokter Anda akan memutuskan pengobatan yang menyesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.